Pagi ini pagi yang sangat cerah, matahari bersinar begitu indahnya.
Aku pun bersiap-siap untuk berangkat sekolah, oh iya namaku Putri tepatnya Roudhotul Putri aku kelas 2 SMA, aku mempunyai sahabat namanya Nia
Agustina biasa di panggil Tina. Setiap hari kami berangkat sekolah
bersama, Tina adalah sahabat yang sangat mengerti aku, dia selalu
menemaniku dalam suka maupun duka.
Selesai sarapan aku pamitan kepada ayah dan ibu untuk berangkat
sekolah, sebelum menuju ke sekolah seperti biasa aku menjemput Tina yang
kebetulan rumahnya searah dengan arah ke sekolah. Saat sampai di
rumahnya aku melihat dia menungguku dengan wajah yang ceria, saat di
jalan kami selalu bercanda dan tertawa lepas, ada saja hal-hal lucu yang
kami bahas. Waktu pulang sekolah pun juga begitu, jalan yang kita
lewati selalu ramai dengan tawaan kami.
Sesampainya di rumah, aku langsung ganti baju dan makan, selesai
makan aku minta izin kepada ibu untuk main ke rumah Tina. Di rumah Tina
tidak kalah ramai dari waktu kita di jalan, karena di sana juga ada
Elin, Elin adalah teman kami biasa bermain, dia juga tidak kalah lucunya
dibanding Tina. Rumah Tina menjadi ramai karena ulah kami bertiga.
Esoknya seperti biasa aku menjeput Tina untuk sekolah, tapi ternyata
hari ini Tina tidak sekolah karena sakit panas, aku pun langsung masuk
ke dalam untuk melihat keadaan Tina. Saat masuk kamar Tina aku melihat
dia sedang tidur di atas ranjang dengan keadaan yang lemas dan wajah
yang pucat, aku pun langsung mendekat dan duduk di sampingnya sambil
bertanya “Apakah kamu baik-baik saja?” “Aku tidak-apa ini hanya sakit
panas biasa nanti juga sembuh sendiri”, setelah jawaban itu meyakinkanku
aku langsung berpamitan untuk berangkat sekolah.
Saat di jalan terasa sangat berbeda karena tidak ada Tina, jalanan
menjadi sepi, yang terdengar hanya suara kendaraan yang lalu lalang.
Waktu pulang juga begitu, jalan yang biasanya ramai karena suara tawaan
kami kini menjadi sepi.
Sesampainya di rumah aku masih memikirkan keadaan Tina, selesai makan
aku bergegas pergi ke rumah Tina untuk menjenguknya. sesampainya di
sana ku lihat rumah Tina terlihat sepi, tidak seperti biasanya yang
ramai dengan tawaan Tina dan juga Elin.
Saat aku mengetuk pintu rumahnya yang meyambutku adalah kakaknya
Tina, tidak seperti biasanya, biasanya Tina yang membukakan pintu dengan
wajah yang ceria, waktu masuk ke kamarnya aku melihat Elin sudah berada
di situ. Suasana terasa sangat sepi, tanpa ada candaan ataupun tawa,
aku merasa sangat sedih. Esoknya ternyata Tina sudah sembuh, dia sudah
menantiku di depan rumahnya dengan wajah yang kembali ceria, aku merasa
senang sekali, sekarang jalanan yang kemarin sepi menjadi ramai kembali.
Ternyata sahabat adalah segala-galanya bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar